BAC dan Seri Melayu Penyaji Terbaik Festival Seni Dewan Kesenian Kota Pekanbaru
Pekanbaru, Redaksi86.com – Ratusan penonton dengan protokol kesehatan yang ketat, ikut hadir dalam acara puncak Festival Seni 200 yang ditaja Dewan Kesenian Kota Pekanbaru (DKKP). Mereka datang setelah hampir dua tahun selama pandemi tidak adanya even kesenian yang digulirkan di Pekanbaru. Malam tadi, Sabtu (17/7) Gedung Olah Seni Taman Budaya Riau tampak sesak. Mereka yang hadir bukan hanya kalangan seniman, atpi juga masyarakat umum, baik anak kecil, remaja maupun dewasa. Hal ini membuktikan bahwa Kota Pekanbaru sebagai kota urban mesti diisi dengan gelaran-gelaran kesenian.
Acara yang dimulai pada pukul 14.00 WIB itu dibuka oleh Ketua Umum DKKP yakni Fedli Azis. Ia mengatakan bahwa event-event seperti ini sangat diperlukan dalam membina dan membentuk regenerasi seniman di Kota Pekanbaru, khususnya di bidang seni tari dan teater. Tampak pula hadir dalam pembukaan tersebut beberapa seniman antara lain, Benie Riaw, Aziz Fikri, Salimi Yusuf, Zulken, David Flamenco, Pay Lembang, Rina Nazarudin, Siti Salmah, Rian Harahap dan masih banyak lainnya.
Acara yang dimulai dengan penampilan Teater Batra dengan judul Hompimpa merupakan sebuah pertunjukan berangkat dari permainan anak – anak. Lalu secara berurutan tampil teater Taksu dengan judul Ucak, Teater Goeboek Creative dengan judul Kirun, Teater Seru Rasa yang menampilkan sebuah pengalaman baru dalam menonton teater, dan malam ditutup dengan dua penampilan teater dari Komunitas Jejak Langkah yang disutradarai Guntur serta Belacan Art Community dengan judul Open BO.
Malam harinya, gedung penuh dan sesak. Hal ini karena enam kelompok tari yang memang sudah melanglang buana di Kota Pekanbaru turut memeriahkan Festival Seni DKKP. Dimulai dengan Sanggar Titah Negeri yang mengangkat Kajang Lipat, lalu Cindai Art, Buih Selari, Goeboek Creativ, Seri Melayu dan Kemilau Art
Malam yang bersejarah itu berhasil membuat siding juri alot. Juri memerlukan waktu satu jam untuk melakukan sidang siapa yang berhak menyandang gelar sebagai penyaji terbaik untuk tari dan teater. Dewan juri tari yang malam itu bersidang antara lain, SPN Iwan Irawan Permadi, Syafmanefi Alamanda dan Rino Dezapaty memilih tiga penyaji terbaik untuk cabang lomba tari, antara lain secara berurut yaitu, penyaji terbaik 1 Kumpulan Seni Seri Melayu dengan judul Meghindu, serta mendapatkan koreografer terbaik dan penata music terbaik, penyaji terbaik 2 oleh Kemilau Art, penyaji terbaik 3 oleh Titah Negeri.
Sidang alot juga mewarnai siapa yang berhak menjadi penyaji terbaik di bidang teater. Dewan juri yang terdiri dari SPN Marhalim Zaini, Fedli Azis dan Bero mesti beradu pendapat mana aktor dan sutradara terbaik dalam helat Festival Seni DKKP. Setelah melewati beberapa pertimbangan, maka terpilihlah penyaji terbaik 1 oleh kelompok Belacan Art Community, serta mendapat sutradara terbaik. Untuk penyaji terbaik 2 oleh kelompok Taksu serta mendapat aktor terbaik, dan terakhir penyaji terbaik 3 oleh UKM Batra UNRI.
Secara keseluruhan perlombaan ini bukanlah ajang untuk kompetisi saling sikut menyikut antar grup. Iklim kompetisi yang dibuat secara sadar diharapkan untuk saling membina kelompok masing-masing serta kembali menggeliatkan kesenian di Kota Pekanbaru. Akhirnya, Festival Seni Dewan Kesenian Kota Pekanbaru 2022 ini mesti diagendakan menjadi kegiatan tahunan yang bisa bersinergi dengan pemerintah dan swasta serta stakeholder yang berkaitan agar kesenian terus dirawat dan abadi. **Red