TAPUNG HULU, Redaksi86.com ~ Sebab terjadinya banjir di 3 Desa, yakni Desa Sukaramai, Desa Sumber Sari dan Desa Bukit Kemuning yang terjadi pada Rabu, (08/06/22) kini terjawab sudah.
Sebagaimana yang dikatakan warga, diareal PT. ARINDO yang diduga sebagai sumber banjir didapati bahwa asal banjir tidak mutlak dari PT tersebut, tetapi sebahagian berasal dari HTI Desa Kusau Makmur dan daerah lain di sekeliling areal perusahaan, sehingga parit yang menampung debit air perladangan meluap hingga ke permukiman warga.
Mendapat informasi tersebut, Wira Sastra S.TTP selaku Camat Tapung Hulu, didampingi Kapolsek Tapung Hulu AKP Era Maifo SH dan Bhabinkamtibmas serta Babinsa Desa Sukaramai turun langsung dan meminta kepada stekholder yang ada agar segera mengambil langkah untuk penanganan terjadinya banjir di 3 Desa tersebut. Mereka tampak sibuk memberikan langkah solusi penanganan kepada warga yang terdampak banjir, sehingga tidak ada warga yang terlantar dan sakit akibat bencana Banjir.
Dan untuk mengantisipasi banjir susulan, Thomas selaku Humas, mewakili pihak management PT. ARINDO segera akan melakukan pencucian parit kebun milik warga. Hal ini dilakukan guna membersihkan penyumbatan parit, sebab terjadinya banjir diduga disebabkan karena pelepah sawit diperladangan warga berserakan, hingga mengakibatkan bencana banjir.
“Kami selaku pihak management akan segera mengambil langkah pencucian parit diarel perkebunan masyarakat. Langkah ini kami ambil guna mengantisipasi banjir susulan bila datang hujan.” pungkas Thomas selaku Humas PT. Surya Dumai Grup wilayah Kampar.
Ditambahkan Thomas, pihaknya berharap agar saat dilakukan pencucian parit, nantinya segenap warga supaya bersedia bekerjasama kepada pihaknya, jangan ketika pihaknya melakukan pengerjaan pencucian parit malah timbul permasalahan yang akhirnya dapat menghambat proses pengerjaan pencucian parit diareal lahan milik warga.
Sementara itu Teguh, selaku warga yang terkena dampak banjir menjelaskan bahwa penyebab banjir yang dialami warga sekitar juga dikarenakan box colver yang terletak dijalan lintas Ujung Batu – Petapahan terlalu sempit atau kecil. Sehingga tidak mampu menerima debit air hujan yang datang; ditambah lagi dengan kondisi parit yang ada dilahan masyarakat terlalu sempit dan mengakibatkan banjir pada saat ini “Jelas Teguh sambil meminta kepada Pemerintah Provinsi Riau agar merehap box colver menjadi sebuah jembatan.
Namun pasca terjadinya bencana banjir in belum diketahui jumlah kerugian yang dialami masyarakat, bahkan belum dapat diperkirakan dengan pasti. Tetapi menurut keterangan dari Ketua RT setempat ada sekitar 200 hingga 300 Kepala Keluarga yang terdampak pasca terjadinya bencana banjir.**
Editor : Redaksi
Sumber : Derapperistiwa.com