[Redaksi86.com] — Saat Sang Raksasa Mulai Gelisah: Gema Ketakutan Media Arab Saudi pada Garuda, Kamis, 17 Juli 2025. Di sebuah ruangan di Kuala Lumpur, bola-bola undian itu berputar, menentukan takdir babak final Kualifikasi Piala Dunia 2026. Ketika tiga nama diumumkan dalam satu grup—Arab Saudi, Irak, dan Indonesia—sebuah guncangan kecil terasa, bukan hanya di Jakarta, tetapi juga ribuan kilometer jauhnya di Riyadh.
Bagi Indonesia, ini adalah tantangan. Bagi Irak, ini adalah deja vu. Namun bagi Arab Saudi, pertemuan ini terasa berbeda. Ada riak kekhawatiran yang tak bisa disembunyikan, sebuah kegelisahan yang merayap hingga ke media-media mereka.
Status sebagai raksasa Asia, langganan Piala Dunia, dan tuan rumah putaran keempat ini seakan tak cukup untuk memberi mereka ketenangan. Mengapa? Karena mereka punya memori, sebuah memori pahit yang diberikan oleh Skuad Garuda belum lama ini.
Mereka tentu belum lupa. Di babak ketiga, di hadapan puluhan ribu pendukung mereka di Jeddah, tim asuhan Herve Renard itu ditahan imbang 1-1 oleh Indonesia. Garuda tak gentar, bahkan sempat unggul lebih dulu. Lalu, saat bertandang ke Jakarta, The Green Falcons dipaksa bertekuk lutut, takluk 2-0 dalam sebuah malam yang gemilang bagi Merah Putih.
Dua pertemuan, tak sekalipun Arab Saudi mampu menang.
Fakta inilah yang kini menghantui mereka. Sebuah akun media sepak bola ternama Arab Saudi, @football_li5, tak bisa menahan diri. Alih-alih merilis cuitan penuh percaya diri, mereka mengumumkan hasil undian tersebut dengan sebuah emoji yang berbicara seribu bahasa: 🤯 (mindblowing).
“Resmi, Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia untuk Putaran 4: Arab Saudi, Irak, Indonesia 🤯,” tulis mereka.
Emoji itu bukan sekadar hiasan. Ia adalah cerminan dari keterkejutan dan mungkin, sedikit ketakutan. Mereka sadar, babak keempat ini adalah arena tanpa ampun. Formatnya kejam. Hanya juara grup yang akan terbang langsung ke Amerika Utara. Satu saja hasil seri, apalagi kekalahan, bisa berarti sirnanya mimpi Piala Dunia.
Mereka tahu, lawan yang pernah mereka anggap sebagai tim pelengkap kini telah bermetamorfosis menjadi predator. Tim yang dulu mudah dikalahkan kini menjadi batu sandungan yang paling mereka waspadai. Sementara mereka masih mengingat jelas kekalahan di Jakarta, mereka juga tahu bahwa Indonesia kini jauh lebih kuat dari saat itu.
Dulu, Indonesia adalah pemburu. Kini, dalam benak media Arab Saudi, status itu mungkin telah berbalik. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, sang raksasa Arab Saudi menatap nama Indonesia di daftar lawan, bukan dengan keyakinan, tetapi dengan kewaspadaan tingkat tinggi. Dan di balik kewaspadaan itu, ada gema ketakutan yang tak terucap.**(red/rls)