Mengenal Literasi : Mengajak Siswa Gemar Membaca

JUNAIDAH LUBIS.S.Pd.SD
SDN 027 SEKIJANG. Taping Hilir. Kabupaten Kampar -Riau

Bacaan Lainnya
IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

TAPUNG HILIR, Redaksi86.com – Kegiatan membaca sangat banyak manfaatnya. Dengan membaca, kita dapat membuka cakrawala dunia. Seperti kata pepatah ” Buku adalah Jendela Dunia”. Selain menambah ilmu, kegiatan membaca juga akan menumbuhkan kesenangan pada anak. Kesenangan dalam membaca berpengaruh pada pemerolehan kosa kata yang banyak serta kemampuan dalam memahami bacaan. Selain itu, kesenangan dalam membaca juga akan berpengaruh pada daya hitung (matematika) anak.

Kegiatan membaca sendiri di Indonesia masih terbilang tabu. Bagaimana tidak, jika kita sering ke perpustakaan atau sering membaca buku, terkadang kita akan dibilang kutu buku. Bahkan tak sedikit dalam sebuah film, idiom bagi orang yang gemar membaca selalu digambarkan dengan cupu, kacamataan, dan kurang pergaulan. Idiom seperti ini sangat lekat dengan kehidupan kita. Sehingga, dari idiom tersebut memengaruhi minat baca kita.

Dari beberapa survey yang telah dilakukan, semua seperti sepakat, jika minat baca masyarakat Indonesia itu rendah. Terbukti dari satu buku harus dibaca seratus anak dalam waktu satu tahun. Ironi memang melihat minat baca masyarakat kita yang rendah. Sedang saat ini, kebutuhan akan membaca menjadi prioritas utama dalam kehidupan.

Keutamaan membaca tak terlepas dari semakin berkembang pesatnya teknologi sehingga memaksa kita melakukan aktivitas harus menggunakan teknologi. Sehingga kemampuan memahami teknologi menjadi kunci kita mengikuti perkembangan zaman. Untuk memahami teknologi, keterampilan membaca sangat dibutuhkan. Sebab, dengan membaca kita dapat memahami teknologi. Jika budaya malas membaca masih kita lestarikan, bukan tak mungkin bangsa ini akan tuna wawasan.

Sekolah dan Buku

Sekolah dan buku merupakan satu keterkaitan yang tak dapat dipisahkan. Di mana ketika kita sekolah, maka buku menjadi senjata untuk mengarungi lautan ilmu. Berangkat dari hal tersebut, sudah seharusnya sekolah mampu menjembatani siswa guna menumbuhkan gemar membaca. Bagaimana peran guru dalam memberikan motivasi serta contoh bagi siswa menjadi kunci keberhasilan program giat membaca. Guru dapat memberikan contoh-contoh sederhana kepada siswa guna meningkatkan minat baca siswa. Mengisi waktu senggang dengan membaca buku atau rutin ke perpustakaan, akan menjadi contoh bagi siswa.

Jauh lebih penting, pembelajaran saat ini telah berevolusi dalam babak baru. Penghapusan ujian nasional dan menggantinya menjadi asesmen nasional, menjadi titik tolak revolusi pendidikan negeri ini. Perombakan muatan penilaian unjian nasional yang masih bersifat universal dan diubah dalam poin-poin lebih spesifik, menjadikan asesmen nasional sebagai model penilaian terbaik saat ini.

Menilik aspek penilaian pada asesmen nasional, salah satu muatan yang diujikan kepada siswa adalah literasi. Dikutip dari wikipedia.com, literasi merupakan istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.

Guna meningkatkan minat baca siswa perlu strategi khusus yang harus dilakukan oleh guru. Bukan sekedar memerintah siswa untuk membaca buku atau pergi ke perpustakaan, namun guru harus terlebih dahulu memberi contoh. Misalnya dengan menceritakan kembali isi buku dengan semenarik mungkin sehingga siswa nyaman dalam mendengarkan. Hal tersebut akan berpengaruh pada alam bawah sadar siswa yang dapat memengaruhi motivasi siswa dalam membaca buku.

Selain itu mengagendakan pembelajaran di perpustakaan juga akan menanamkan kebiasaan siswa mengunjungi perpustakaan. Tidak perlu guru langsung menyuruh siswa membaca di perpustakaan. Namun mengganti pelajaran yang biasannya dilakukan di dalam kelas dan diubah ke perpustakaan akan memberikan sugesti kepada siswa.

Jika siswa sudah terbiasa mengunjungi perpustakaan, langkah selanjutnya adalah melengkapi perpustakaan dengan buku bacaan yang bervariasi. Kecenderungan siswa adalah membaca buku fiksi, maka menyediakan apa yang digemari siswa menjadi sebuah keharusan bagi sekaloh maupun guru. Biarkan siswa membaca sesuka mereka dahulu, agar tercipta kenyamanan. Baru ketika dirasa sudah pada fase nyaman, arahkan siswa untuk membaca buku-buku yang bermuatan sains.

Hal terpenting lainnya dalam rangka menumbuhkan gemar membaca pada siswa adalah mengadakan lomba literasi. Siswa yang sudah terbentuk budaya baca akan menyukai tantangan seperti ini. Lomba literasi juga dapat menumbuhkan minat baca bagi siswa yang belum gemar membaca. Karakter siswa yang lebih suka aktivitasnya diberi apresiasi, maka pengadaan lomba literasi menjadi sebuah solusi guna meningkatkan minat baca siswa.

Tentu masih banyak cara yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan minat baca siswa. Sejatinya hanya guru yang mengetahui karakteristik serta kebiasaan siswa sehingga dapat dijadikan referensi guna menunjang minat baca siswa. Minat baca siswa tergantung kemauan dan upaya dari guru dan sekolah. Tentu kita tak ingin generasi masa depan kita tuna wacana. Mari kita galakkan budaya membaca, dimulai dari bapak/ibu guru semuanya.**Red

Pos terkait