PASAR KONVENSIONAL TERANCAM? DAYA BELI MEROSOT TAJAM.

Tembilahan, Redaksi86.com – Kompleksitas yang tengah dihadapi oleh bangsa saat ini menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup dinamis, mulai dari isu sosial, politik, budaya hingga ekonomi, tidak terkecuali pedagang konvensional juga terkena imbasnya.

Bacaan Lainnya
IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

kemajuan teknologi yang sedemikian pesat membuat pelaku usaha konvensional harus berani melakukan perubahan secara menyeluruh terhadap perilaku pasar.

Banyaknya penyedia aplikasi belanja online membuat persaingan usaha semakin meruncing dan menjadi tantangan yang cukup serius oleh pelaku pasar konvensional itu sendiri.

Pergeseran pelaku pasar (konsumen_red) yang membelanjakan uang nya untuk membeli secara daring (online) membuat pedagang konvensional harus membagi porsi pendapatan mereka yang mengakibatkan mengalami stagnasi bahkan cenderung menurun.

Hal inilah yang dirasakan oleh salah satu pedagang konvensional di pasar tradisional dimana dia biasa menjajakan barang dagangan nya. Pedagang yang sudah menggeluti bidang nya selama 30 tahun lebih ini menceritakan kepada awak media Redaksi86.com, ia yang biasa disapa Ipin menerangkan dari tahun ketahun omset penjualan nya terus turun tidak seperti dulu lagi,” sebutnya.

Di tempat terpisah awak Redaksi86.com mencoba menggali informasi dari salah satu NGO pemerhati sosial yang ada di kota Tembilahan. Saat di temui pada minggu 07/08/22 beliau yang akrab di sapa dengan sebutan Bang Indra Ornop ini menjelaskan “sebenarnya daya beli masyarakat saat ini sangat lemah yang di akibatkan oleh banyak faktor, hal ini diperburuk dengan rendahnya harga komoditas pertanian seperti kelapa, pinang, sawit dan sebagaianya, karena mayoritas penduduk di Inhil menggantungkan hidup dari hasil bertani atau berkebun,” terangnya.

Dari pantauan awak media mendapatkan informasi dari beberapa petani dan didapati harga kelapa bulat yang sebelumnya Rp.3,000/kg kini hanya di hargai Rp.1,500/kg, kemudian pinang yang tadinya sempat menyentuh angka Rp.30,000/kg nya, sekarang hanya di angka Rp.5.000/kg. Begitu pula dengan sawit yang awalnya mencapai angka Rp.3.000/kg menjadi Rp.700/kg nya.**(Fitra)

Pos terkait