Pekanbaru, Redaksi86.com – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Riau menggelar Rapat Perdana PWNU Riau Dengan PCNU Se-Riau sekaligus penyerahan SK Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Riau masa khidmat 2021-2026 di Ballroom Dang Merdu Gedung Bank Riau Kepri lantai 4 jalan Jendral Sudirman kota Pekanbaru, Sabtu malam (15/1/22).
Tampak hadir Pada rapat perdana tersebut pengurus PWNU Riau dan sebelas PCNU se Provinsi Riau. Di antaranya Ketua Tanfidziyah PWNU Riau T. Rusli Ahmad, SE Rais Syuriah PWNU Riau Prof. Dr. KH. Ilyas Husti. MA. Katib PWNU Riau Drs. KH. Zainuddin Umnur, MA, dan Mutasyar PWNU Firdaus. MT.
Rangkaian acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Qori internasional ustadz Dr. H. Khirunnas Jamal, MA.
Ketua Tanfidziyah PWNU Riau T. Rusli Ahmad, SE dalam sambutannya mengatakan rapat perdana ini dilaksanakan untuk mensolidkan kepengurusan PWNU Riau dan menjalin silaturahmi dengan pengurus PCNU se Provinsi Riau, serta menselaraskan program-program kerja pengurus PCNU agar terakomodir kedalam rencana startegis PWNU Riau kedepanya.
Karena sambung Rusli Ahmad didalam struktur kepengurusan PWNU Riau kali ini di isi oleh Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dibidangnya. Selain diisi oleh para Kyai dan ulama, kepengurusan PWNU Riau juga diisi oleh para profesional dan cendekiawan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
“Dari struktur kepengurusan PWNU Riau sebanyak 217 orang, terdapat 10 orang Profesor, 61 orang bergelar Doktor, dan 137 orang bergelar Master,” kata Ketua Tanfidziyah PWNU Riau T. Rusli Ahmad.
Lebih lanjut Rusli Ahmad menyampaikan, untuk acara pelantikan pengurus PWNU Riau yang rencananya di laksanakan pada bulan Maret mendatang akan dihadiri oleh wakil Presiden RI Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin.
“Selain melantik kepengurusan PWNU Riau, kita akan minta Bapak Wakil Presiden untuk meletakkan batu pertama pembangunan Menara Nahdlatul Ulama yang Insya Allah akan dibangun setinggi 9 lantai dengan Masjid berada pada lantai 9. dan ini merupakan bagian dari rencana strategis kita,” terangnya kepada para peserta rapat.
Ketua Tanfidziyah PWNU Riau itu juga menekankan kepada para peserta, selain pembangunan menara NU, rencana strategis lainnya yang akan dilaksanakan oleh PWNU Riau, diantaranya pada bidang ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan dan kekuatan ekonomi bagi seluruh warga Nahdiyin.
Seperti yang ia ungkapkan, bahwa Rusli Ahmad telah melakukan komunikasi dengan wakil ketua PB NU Nusron Wahid beserta pihak kementrian Pertanian dan Perkebunan dalam pengelolaan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dimana kata dia target yang diperuntukkan kepada provinsi riau sebanyak 6000 hektar, hanya terealisasi sekitar 4000 hektar.
“Beranjak dari keprihatianannya, ketua Tanfidziyah NU itu menginginkan Nahdlatul Ulama dapat turut serta mensukseskan salah satu program unggulan Presiden Jokowi peremajaan sawit rakyat, sehingga target yang telah ditetapkan untuk provinsi Riau dapat segera tercapai.
Begitu juga dengan pendidikan, Ketua Tanfidziyah NU itu menginginkan kader-kader Nahdlatul Ulama dapat mendirikan sekolah maupun pesantren di wilayahnya masing-masing. “Jika tidak bisa membuka pesantren, dirikan sekolah Tahfiz Quran, agar generasi muda kita menjadi generasi yang qur’ani,” tutupnya.
Selaras dengan ketua Tanfidziyah T. Rusli Ahmad, Rais Syuriah PWNU Riau Prof. Dr. KH. Ilyas Husti. MA dalam amanatnya menyampaikan agar kedepan kepengurusan NU di Provinsi Riau telah merata hingga tingkat kelurahan atau desa. Hal ini sangat diperlukan agar program-program kerja yang telah dirancang sebelumnya dapat terealisasi dan dirasakan oleh seluruh masyarakat. “sasaran kita adalah bagaimana menghidupkan agama ditengah-tengah masyarakat kita didalam masjid,” kata Ilyas Husti.
Kemudian yang kedua sambung Prof. Ilyas Husti, melihat banyaknya paham-paham ataupun aliran-aliran yang menyesatkan. Dimana paham dan aliran tersebut kerap masuk melalui melalui masjid dan pondok pesantren. “untuk itu kita menghimbau kepada kementrian agama saat akan mengeluarkan izin pondok pesantren agar selektif dalam mengeluarkan izin tersebut karena ada yang berbentuk pondok pesantren tetapi materi pembelajarannya berbeda dengan ajaran agama yang sesungguhnya,” pungkas Prof. Ilyas Husti.
Rais Syuriah PWNU Riau itu menekankan harus ada buku pedoman bagi pengurus NU tentang kajian kajian islam dan pedoman pembelajaran lainnya yang di rumuskan oleh rais suriah NU, yang nantinya buku pedoman itu akan diterapkan diseluruh pesantren Nahdlatul Ulama.
Prof Ilyas Husti juga menargetkan didalam empat tahun kedepan PWNU Provinsi Riau memiliki Universitas Nahdatlul Ulama, dan rumah sakit yang dikelola oleh Nahdatlul Ulama agar warga Nahdiyin yang kurang mampu mendapat fasilitas kesehatan secara gratis. “minimal untuk tahap awal kita memilki klinik pratama,” ungkapnya.
Sementara itu, Mustasyar PWNU Riau yang Dr. Firdaus, MT dalam sambutannya mengatakan Nahdlatul Ulama merupakan Aset bangsa. salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia yang mampu membawa perubahan bagi bangsa dan negara, memiliki peran yang sangat penting untuk membawa bangsa Indonesia kearah yang lebih baik.
“Seperti struktur kepengurusan PWNU Riau saat ini, bukan hanya di isi oleh para Kyai dan ulama saja, tetapi juga diisi oleh para akademisi, pengusaha, bidang-bidang lainnya, tentunya dengan komposisi yang komplit ini dapat menjadi mitra stategis bagi para umaro dalam membuat kebijakan,” tuturnya
Firdaus mengingatkan, berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh lembaga survey terpercaya dari Amerika, bangsa indonesia diprediksi menjadi salah satu negara maju setelah Tiongkok, India, dan Amerika di tahun 2045. Prediksi itu dapat direalisasikan jika indonesia merubah strategi pembangunan, yang tadinya lebih banyak difokuskan kepada pembangunan fisik, dirubah dan difokuskan dalam membangun sumberdaya manusia berkualitas.
Untuk itu ia berharap, Nahdatlul Ulama sedini mungkin turut serta mempersiapkan generasi generasi muda yang berkualitas agar percepatan kemajuan bangsa Indonesia dapat segera tercapai.**(A-R)