Ribuan Massa GPMP Kepung PT. PHR Minas, Luncurkan Aksi Besar-Besaran Tuntut Keadilan Untuk Buruh dan Warga Lokal

MINAS (SIAK), Redaksi86.comRibuan massa yang terdiri dari pemuda, mahasiswa, dan buruh lokal yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Masyarakat Peduli (GPMP) Minas hari ini menggelar aksi besar-besaran di depan Gate 4 PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), Minas. Dengan semangat menyala dan tuntutan membara, para demonstran mengepung seluruh pintu masuk ke kawasan industri strategis milik PT PHR, Selasa (10/06/2025).

Tak sekadar unjuk rasa, aksi ini menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap apa yang mereka sebut sebagai “ketimpangan mencolok” dan “dugaan pelanggaran hak-hak ketenagakerjaan” oleh PT PHR serta mitra kerjanya.

Bacaan Lainnya
IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

“Minas Bukan Sekadar Objek, Tapi Subjek Pembangunan!”
Seruan itu menggema di tengah lautan massa. Demonstran dari berbagai elemen, termasuk Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), bersatu menyuarakan kekecewaan mereka terhadap kondisi yang mereka anggap kian memarginalkan masyarakat lokal.

Dalam orasinya, koordinator aksi Elmon H. Pandiangan menyampaikan bahwa GPMP dan massa aksi tak akan berhenti sebelum tuntutan mereka dipenuhi secara konkret dan final. Bahkan, jika perlu, tenda-tenda perjuangan akan didirikan malam ini juga sebagai simbol perlawanan tanpa lelah.

Deretan Tuntutan Membara: Dari Rekrutmen Tertutup hingga Dugaan Diskriminasi MCU

GPMP Minas membeberkan tujuh poin ketimpangan yang selama ini dianggap mencederai hak-hak masyarakat dan buruh lokal. Beberapa poin krusial antara lain:

  • Tidak adanya kontribusi nyata PT PHR terhadap warga sekitar.
  • Rekrutmen yang tertutup dan dianggap tidak transparan, membuat para sarjana lokal menjadi “pengangguran sejati”.
  • Dugaan diskriminasi lewat sistem MCU (Medical Check Up) P1-P7 yang disebut sebagai penyebab pemecatan buruh secara sepihak.
  • Ketidaktaatan PHR dan mitranya terhadap UU Ketenagakerjaan dan prinsip “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”.

Sementara itu, GPMP juga melayangkan 7 tuntutan utama yang wajib dipenuhi oleh PHR, di antaranya:

  1. Cabut sistem MCU P1-P7 yang dianggap diskriminatif dan lakukan MCU transparan di Puskesmas Tipe D Minas.
  2. Rekrut tenaga kerja lokal secara terbuka dan adil, utamakan putra-putri Minas, termasuk sarjana sesuai kompetensi.
  3. Pekerjakan kembali buruh yang di-PHK karena MCU atau usia, dan bayarkan seluruh haknya.
  4. Hentikan praktik dugaan pungli oleh humas atau oknum perekrutan.
  5. Berikan kompensasi terhadap dampak traumatik dan stres akibat kebijakan diskriminatif.
  6. Pastikan seluruh kebijakan PHR mengikat dan dilaksanakan oleh seluruh mitra kerja.
  7. Akhiri praktik arogansi kekuasaan dan diskriminasi yang menciptakan konflik horizontal di masyarakat.

Ultimatum Keras: “Jika Tak Ada Hasil Hari Ini, Besok Kami Akan Kembali Lebih Besar!”

Dalam pernyataan tegasnya, Elmon menegaskan bahwa pihak manajemen PT PHR yang hadir pada dialog hari ini adalah orang-orang yang tidak punya kewenangan untuk mengambil keputusan final.

“Jika hasil diskusi dengan Disnakertrans Siak dan Provinsi Riau tidak sesuai harapan, malam ini juga tenda perjuangan akan berdiri. Besok, kami akan hadir lagi dengan massa yang lebih besar dan dukungan dari seluruh serikat buruh se-Riau!” ujarnya lantang di tengah sorakan massa.

GPMP juga mengancam akan meluaskan aksi ke seluruh kabupaten yang menjadi wilayah kerja PT PHR. Menurut mereka, perjuangan di Minas adalah simbol dari perlawanan rakyat terhadap sistem ketenagakerjaan yang tidak adil dan meminggirkan masyarakat lokal.

Tegas, Tanpa Kompromi: “Kami Tidak Mau Lagi Iming-Iming dan Janji Palsu”

Menutup orasinya, Elmon menegaskan bahwa masyarakat Minas tidak akan mundur. Mereka hanya menginginkan satu hal: keputusan final yang mengikat, yang mewajibkan seluruh mitra kerja PHR tunduk pada kesepakatan yang berpihak pada rakyat.

“Kami tidak ingin negosiasi berkepanjangan. Cukup sudah, kami hanya ingin hasil nyata. Kami tidak akan berhenti sebelum ada perubahan,” tegasnya.

Situasi Terkini: Menunggu Hasil Diskusi

Sampai berita ini diturunkan, manajemen PT PHR dan perwakilan Disnakertrans masih melakukan diskusi internal untuk merespons tuntutan demonstran. Warga Minas dan para buruh kini menanti: apakah suara mereka akan direspons dengan tindakan nyata, atau kembali diabaikan seperti sebelumnya?

Satu hal yang pasti, gerakan rakyat Minas telah bangkit, dan mereka tidak akan diam lagi.**

Editor: Redaksi
Sumber: CatatanRiau.com

Pos terkait