Tapung,(Redaksi86.com) – Perangkat Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) menjadi kendala Sekolah Dasar (SD) yang akan mengadakan Asesmen Nasional (AN), ujian berbasis komputer pertama kali untuk tahun ini juga membutuhkan latihan penggunaan komputer.
Masih ada lebih dari 120 ribu sekolah SD yang belum memiliki TIK minimal 15 paket, rencana kita menggelar Asesmen Nasional kedepan masih terhambat keberadaan TIK ini.
Sementara, AN bakal digelar dengan perangkat komputer mulai September 2021, menurut salah seorang guru Bapak Harminto saat diwawancarai awak media, tahun ini akan menjadi tahun pertama seluruh sekolah di jenjang SD mengikuti ujian berbasis komputer, sebelumnya SD tidak mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Dengan keterbatasan fasilitas dan pengalaman memakai perangkat komputer, dia menilai hal ini akan menjadi kendala bagi siswa dijenjang SD, khususnya di SDN 034 Kijang Rejo.
Anak-anak SD membutuhkan latihan penggunaan komputer untuk AN, Jadi yang perlu ditolong di jenjang SD tidak hanya dipinjami komputer secara gotong royong oleh para guru-guru yang mempunyai komputer atau Leptop.
Mengutip paparan yang disampaikan Guru Harminto, Kemendikbud telah menganggarkan Rp1,3 triliun untuk penyediaan sarana pendidikan, yang salah satunya meliputi fasilitas TIK dengan anggaran segitu, Kemendikbud memberikan bantuan TIK sebanyak 12.656 paket yang terdiri dari komputer/laptop, proyektor dan perangkat jaringan.
Selain itu, juga ada anggaran sebesar Rp2,4 triliun untuk 15.656 paket bantuan TIK yang dialokasikan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik, AN sendiri bakal diikuti semua sekolah dijenjang pendidikan dasar dan menengah pertama kalinya tahun ini.
Namun asesmen pengganti UN itu tidak akan diikuti semua siswa, melainkan hanya pada sejumlah perwakilan sekolah, disisi lain, AN awalnya akan digelar pada periode Maret sampai Agustus 2021. Namun Mendikbud Nadiem Makarim mengundur pelaksanaannya menjadi September hingga Oktober 2021, menyusul dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia pada awal tahun 2021 lalu.
Guru dan Kepala Sekolah untuk menganalisa jalannya pembelajaran, sementara literasi dan numerasi pada AKM ditentukan berdasarkan kompetensi paling dasar yang perlu dimiliki siswa.
Kedua aspek ini dinilai berperan penting dalam aspek kehidupan, yakni pengaplikasian diri dalam kehidupan masyarakat, pemahaman beriman dan bertaqwa, serta bernalar kritis secara akademis dan dalam kegiatan sehari-hari.
Harminto mengungkapkan pendidikan Indonesia memiliki masalah serius, baik dari sisi kognitif maupun karakter”Pungkasnya.**(RUDI CANDRA)